Noor, Part 7

“Sekarang kamu udah sama mama kamu.” Melody mengelus gundukan tanah yang masih basah itu sambil terus menangis. “Baik-baik ya di sana.”

“Udah kak, ayo pulang, bentar lagi ujan,” ajak Gre memegang pundak Melody dari belakang.

Usaha bunuh diri Yupi kali ini berhasil setelah pihak rumah sakit kesulitan mencari golongan darah yang sama dengannya.

“Ngapain masih di situ?” tanya Naomi menoleh ke arah Rezza yang masih berdiri di sebelah makam Yupi sendirian. Lanjutkan baca “Noor, Part 7”

Noor, Part 6

“Dari tadi gue liatin lu senyum-senyum mulu,” ucap Rezza menatap Sinka dengan heran.

“Sakit?” lanjut Rezza.

“Sembaragan kalo ngomong, aku cuma lagi seneng aja hari ini,” jawab Sinka ikut meletakkan kepalanya ke atas meja.

Kemudian hening, mereka berdua masih bertatapan dengan kepala yang diletakkan di atas meja.

Rezza mengeryitkan dahinya sambil terus menatap Sinka. “Lu kenapa sih?”

“Kepo ihh,” Sinka tersenyum sambil mencubit pipi Rezza lalu mengangkat kembali kepalanya.

“Mau ikut ke perpus nggak sin?” tanya Gre menoleh ke arah Sinka.

Sinka hanya tersenyum lalu menyusul Gre yang sudah berada di ambang pintu.

“Tuh anak kenapa sih?” batin Rezza sambil menatap kepergian Sinka bersama Gre. Lanjutkan baca “Noor, Part 6”

Noor, part 5

“Yaudah lu sms-in aja tempatnya,” ucap Rezza lalu menutup telfon.

“Siapa?” tanya Gre yang masih berbaring di atas sofa.

“Najong,” jawab Rezza menghampiri Gre.

“Lu tidur di kamar aja, gue mau keluar dulu,” lanjut Rezza lalu menggendong Gre ke kamarnya.

Setelah meletakkan Gre ke atas kasurnya Rezza langsung bersiap menuju tempat Najong mengugunakan motor matic-nya.

15 menit kemudian, Rezza sampai disebuah bangunan tua yang di dalamnya terdapat beberapa kolam renang. Di tempat itulah Najong menunggu kedatangan Rezza. Lanjutkan baca “Noor, part 5”

Noor, part 4

“Kenapa sin?” tanya Melody menoleh ke belakang.

“Gapapa,” Sinka memalingkan wajahnya yang kesal.

“Kamu apain Sinka za?” Melody menatap Rezza dengan heran.

“Nggak diapa-apain, cuma tiduran dipundaknya doang,” jawab Rezza dengan polosnya.

“Boong, itu buktinya pipi kamu merah, pasti kamu apa-apain Sinka kan?” Melody memajukan wajahnya pada Rezza. Lanjutkan baca “Noor, part 4”

Noor, part 3

“Aku pulang!” seru Melody saat memasuki rumahnya.

“Kok sepi?” batin Melody lalu berjalan ke ruang tengah.

“Loh? Kok kamu nggak ikutan tidur sin?” tanya Melody saat melihat Sinka yang duduk sendirian menonton TV.

“Siapa yang tidur? Mereka tepar, kecuali Yupi yang emang ketiduran,” jawab Sinka melirik Yupi yang tidur di sebelahnya.

Melody hanya menggeleng pelan melihat Rezza, Gre dan Najong yang tergeletak tak berdaya di atas lantai. Ia menghela nafas lalu berjalan ke kamarnya yang berada di lantai dua.

“Mereka kenapa?” tanya Naomi yang muncul dari pintu penghubung antara dapur dan garasi. Lanjutkan baca “Noor, part 3”

Noor, part 2

Tak terasa bel tanda pulang sekolah telah berbunyi.

Semua siswa berbondong-bondong menuju parkiran untuk mengambil motor mereka.

“Lu ngapain sih yup ngikutin gue?” tanya Rezza setelah naik ke motornya.

“Aku mau ikut ke rumah kamu,” jawab Yupi yang dari tadi mengikuti Rezza.

“Gausah, gue anterin lu pulang aja.” Rezza menyodorkan helmnya pada Yupi. “Cepetan naik!”

“Tapi-“ ucap Yupi.

“Nggak ada tapi-tapian, masalah tadi gue masih bisa selesaiin sendiri,” potong Rezza sambil menarik tangan Yupi. Lanjutkan baca “Noor, part 2”

Noor, part 1

Tok… tok…  tok…

“Masuk!” teriak seseorang dari dalam ruangan.

Siswa tadi membuka pintu itu dan masuk ke dalam.

“Semester 2 baru dimulai aja udah telat, cih” ucap seorang guru menatap remeh siswa itu.

“Yaelah, baru juga sekali,” siswa yang baru saja masuk itu menutup kembali pintu dan berjalan ke arah gurunya.

Setelah bersalaman dan mencium tangan gurunya, siswa tadi tidak langsung ke bangkunya, ia masih berdiri di depan gurunya.

“Kenapa telat?” tanya sang guru yang bernama Pak Totok itu. Lanjutkan baca “Noor, part 1”